Saat ini, listrik dapat dikatakan sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Menghitung daya listrik yang dibutuhkan oleh rumah adalah langkah penting guna memastikan instalasi listrik yang aman dan sesuai dengan kebutuhan. Terlebih lagi, pemahaman tentang cara menghitung daya listrik rumah juga membantu dalam perencanaan penggunaan energi yang efisien. Berikut ini adalah panduan mengenai cara menghitung daya listrik rumah beserta rumusnya. Yuk, disimak!
Setiap rumah yang telah terhubung dengan pasokan listrik tentunya dilengkapi dengan meteran listrik (KWH Meter) dan MCB (Miniature Circuit Breaker) yang dipasang oleh PLN. Fungsi dari meteran listrik ini adalah mengukur besarnya daya listrik yang digunakan, sehingga dapat digunakan dalam perhitungan tagihan listrik.
Sementara itu, MCB atau juga dikenal dengan nama Breaker, berperan sebagai perangkat untuk membatasi arus listrik yang mengalir dan sebagai pengaman dalam sistem instalasi listrik. Sebagai pengaman, MCB akan secara otomatis memutus aliran listrik jika terjadi gangguan kelistrikan seperti hubung singkat (short circuit) dan juga memutus aliran listrik bila penggunaan daya listrik melampaui batas yang telah ditetapkan.
PLN akan memilih Kapasitas MCB sesuai dengan permintaan batas Daya Listrik dari pelanggan. Informasi ini dapat dilihat melalui angka Ampere (Satuan Arus Listrik) yang tercetak pada MCB. Sebagai contoh, angka-angka tersebut terdiri dari 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, dan lain sebagainya. Agar dapat mengonversi arus listrik menjadi daya listrik, kita perlu melakukan perhitungan sederhana dengan menggunakan rumus berikut:
Dilansir dari laman Teknik Elektronika, Anda dapat menggunakan rumus di bawah ini:
Daya Listrik = Tegangan x Arus x Faktor Daya (Cos phi)
Atau
Watt = Volt x Ampere x 0.86 (Standard PLN)
Sebagai contoh, jika MCB menunjukkan nilai 10A, berapa batas penggunaan daya listrik yang diizinkan? Pada umumnya, tegangan listrik yang diberikan oleh PLN di Indonesia untuk rumah maupun bangunan lainnya adalah 220V dengan kapasitas daya listrik (VA) yang bervariasi, dari 450, 900, 1300, 2200 dst.
Maka,
Watt = 220V x 10A x 0.86
Watt = 1.892
Dengan kata lain, beban yang diperbolehkan untuk kapasitas MCB 10A adalah 1.892 Watt, maka harus menggunakan kapaitas daya 2200 VA pada bangunan tersebut.
Sebut saja, Anda berada dalam situasi sedang merencanakan membangun sebuah rumah baru dan ingin melakukan pemasangan listrik baru dari PLN. Berapa daya listrik yang sebaiknya dipasang?
Langkah pertama yang dapat Anda lakukan adalah mencatat semua peralatan listrik yang akan digunakan beserta daya listrik yang dikonsumsinya. Biasanya, informasi konsumsi daya listrik ini sudah tertera pada peralatan tersebut. Terdapat dua jenis penulisan yang umum ditemukan pada label peralatan listrik, yaitu dalam satuan Watt atau Ampere.
Jika nantinya Anda memiliki informasi dalam satuan Ampere, Anda dapat menggunakan rumus daya listrik sederhana (Watt = Tegangan x Nominal Ampere) untuk mengkonversi Ampere ke Watt. Ketika nantinya Anda sudah menemukan total beban daya listrik yang dibutuhkan maka selanjutnya tinggal tentukan kapasitas daya yang dibutuhkan, harus diatas jumlah total beban yang sudah dihitung sebelumnya.
Sebagai contoh total beban daya listrik sebesar 1000 Watt, maka rekomendasi kapasitas daya yang sesuai adalah 1300 VA.
Jadi, menghitung daya listrik rumah adalah langkah krusial dalam memastikan penggunaan listrik yang aman dan efisien. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas dan menggunakan rumus yang tepat, Anda dapat memiliki gambaran yang jelas mengenai berapa banyak daya yang diperlukan oleh peralatan di rumah Anda. Dengan begitu, Anda dapat menjaga stabilitas sistem listrik dan menghindari potensi masalah akibat penggunaan daya yang berlebihan.